Senin, Januari 19, 2009

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un

Kami para Jama'ah Dzikir Manakib Syech Abdul Qodir Al Jaelani tengah berduka cita atas berpulangnya Abah Usman atau Ayahanda dari Guru Tercinta Abah KH. Junaedi Al Baghdadi ke Rahmatullah di Jember Jawa Timur pada hari Sabtu tanggal 17 Januari 2009 pukul 11.15 WIB.

Duhai Allah, sebagaimana Engkau telah adakan kami ke dunia melalui orang tua kami, Engkaupun telah mengadakan Abah KH. Junaedi Al Baghdadi guru tercinta kami melalui Al Mukarrom Abah Usman. Ya Allah, Engkau lebih mengetahui bagaimana Beliau berjuang untuk Agama-Mu. Engkau juga mengetahui ya Allah, tempat terbaik yang telah Kau janjikan bagi hamba-hamba-Mu yang Kau cintai.

Maka dari itu Ya Allah, kami ma'mum doanya Para Nabi-Mu, kami ma'mum doanya Para Rosul-Mu, kami ma'mum doanya Para Wali-Mu, kami ma'mum doanya 'Ulama-Mu. Masukkan Beliau kedalam barisan Wali-wali Mu ya Allah, masukkan Beliau ke dalam golongan umatnya Rosulillah SAW, masukkan Beliau ke dalam golongan santrinya Syech Abdul Qodir Al Jaelani. Amien...

Kamis, Desember 25, 2008

Mutiara Akhir Zaman


Sungguh tak mudah menuangkan perasaanku ke dalam kata-kata. Betapa tidak, aku telah menemukan sesuatu yang belum pernah aku bayangkan. Sesuatu yang melebihi apa yang pernah kuimpikan sebelumnya. Aku telah dipertemukan dengan seseorang yang membangkitkan hatiku yang telah lama mati. Hatiku sedikit demi sedikit telah dibangunkan. Memahami arti kehidupan yang sesungguhnya. Telah di angkatkan dari mata batinku, tabir-tabir yang menutupku kehadirat Allah SWT., walaupun secara perlahan kudapatkan. Tahap demi tahap. Saat ini tiada yang kuharapkan lagi, kecuali terbunuhnya diriku sebelum ajal kematianku. Diriku yang telah mengalahkanku selama bertahun-tahun. Kesombongan telah melumpuhkanku. Keterpakuanku melihat keindahan dunia sungguh suatu kebodohan yang memalukan. Kemesraanku dengan sarana-sarana membutakanku. Dunia yang selama ini kulihat begitu indah, dunia yang kuanggap banyak terdapat hiburan, ternyata penuh tipu muslihat, penuh dengan onak dan duri, penuh dengan rampok dan penyamun. Meskipun terkadang kumasih terlena, namun kuharap hidayah senantiasa menuntun dan menyadarkanku. Ku tak mampu melewati dunia seorang diri, dengan bertemankan sahabat ataupun keluarga. Kuingin di butakan dari dunia. Dan hanya melihat-Nya. Melalui Dzikir Manakib Syekh Abdul Qodir Al Jailani, yang dibawakan Kecintaan, Sang Penunjuk Jalan dan Penuntun, Al Mujahid fi Sabilillah, Al Mursyid Billah, Ad Da'i Ilallah, Hadlrotusy Syeh, Al Mukarrom Abah K.H. Junaedi Al Baghdadi. Bagi siapapun yang menginginkan kedamaian hati, yang menginginkan jiwa tebangunkan, datangilah Beliau atau yang semisalnya. Karena mereka telah buta dari dunia, kedirian mereka sirna, jiwa mereka telah dihidupkan, telah mewarisi sifat-sifat nubuwah para nabi, telah dipercayakan untuk menunjukkan yang hak dan yang bathil. Merekalah tabib-tabib yang akan mengobati keretakan iman kita. Datanglah dan dengarkan, lalu ikuti apa yang diperintahkannya. Karena yang mereka lakukan tiada sedikitpun dimaksudkan untuk kepentingan pribadinya. Apa yang mereka ajarkan adalah ajaran Rosulillah SAW. Mencintainya sama halnya dengan mencintai Rosulillah, mengikutinya sama halnya dengan mengikuti Rosullilah.
Pengajian dan Dzikir Manakib yang kuikuti, dilakukan untuk umum secara istiqomah setiap hari Ahad malam Senin di Pondok Pesantren Barokatul Qodiri yang dipimpin langsung oleh Hadlrotusy Syekh Abah K.H. Junaedi Al Baghdadi di Rawa Palangan kampung Cikedokan, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat.
Semoga keberkahan orang-orang Saleh dan limpahan rahmat-Nya senantiasa dikucurkan kepada kita, Amien.

Kamis, Oktober 23, 2008

Mendekati Kaum Saleh

Coba pikirkan kembali, ketika kau mengaku dekat dengan Allah SWT., ketika kau mengatakan telah berjuang keras melakukan perintah-perintah-Nya. Apakah itu sudah cukup untuk dijadikan sebagai bukti kedekatanmu dengan-Nya? Kau mengaku telah mengorbankan hartamu di jalan-Nya, namun coba renungkan, harta mana yang kau punyai untuk kau persembahkan kepada-Nya? Kau mengaku telah beribadah kepada-Nya, namun ibadah mana yang telah kau lakukan?
Jika kau telah melakukan ibadah, sadarkah bahwasanya diam dan gerakmu adalah kerja dan perbuatan-Nya? "Wallahu kholaqokum wa maa ta'maluun, "Dan Allah SWT lah yang menciptakan kamu dan apa-apa yang kamu perbuat". Sadarkah bahwasanya kau mengatakan "Laa haula wa laa quwwata illa billah", "Tidak ada daya dan upaya, kecuali dengan kuasa dan pertolongan Allah". Lalu kenapa kau mengklaim bahwasanya kaulah seorang hamba yang taat yang telah melakukan ibadah kepada-Nya?
Duhai, taukah kau? Mereka yang telah didekatkan kepada-Nya, para rosul, para nabi, para kaum saleh yang kediriannya telah sirna dan telah digantikan dengan Allah SWT. Di dalam jiwa mereka tidak pernah ada diri mereka, yang ada hanyalah Allah SWT. Ketaatan mereka tidak pernah diklaim sebagai pengabdian dari diri mereka, mereka telah pupus, dan yang dirasakan adalah Allah SWT yang menggerakkan mereka di dalam ibadahnya. Tiada sedetiknya di dalam hati mereka terhenti dari berma'rifat kepada-Nya.
Maka, dengan segala kekuranganmu dan kekuranganku, apakah salah jika kita mendekat kepada mereka? Agar supaya limpahan rahmat-Nya kita juga merasakannya. Agar rizqi yang telah mereka dapatkan berupa iman, kitapun dianugerahi-Nya? Berhajilah kepada kaum saleh, sebelum berhaji ke Makkatul Mukarromah... Niscaya kau kan dapatkan apa yang belum pernah kau dapatkan. Kau kan merasakan apa yang belum pernah kau rasakan.
Semoga Allah SWT. menutupi kesalahan-kesalahan kita, dan melimpahi kehidupan kita dengan rahmat-Nya.

Rabu, Juli 16, 2008

Teruntuk Guruku Tercinta


Maha suci Allah yang telah mendatangkan seorang ulama besar di tanah Bekasi, pecintanya Allah, dan yang dicintai Allah. Pecintanya Rosul, dan yang dicintai Rosul. Pecintanya Nabi, dan yang dicintai para Nabi. Pecintanya Wali, dan yang dicintai para Wali. Pecintanya umat, dan yang dicintai umat. Semoga umurnya semakin diberkahi Allah. Semoga dipanjangkan umurnya, dilancarkan segala urusannya dan semakin banyak pengikutnya.
Duhai yang tiada sedetikpun terputus dalam berma’rifat kepada Allah, engkau bagaikan bulan purnama di malam yang gelap gulita. Engkau bagaikan matahari di siang hari, yang menerangi kami dengan cahaya di atas cahaya. Engkau bawakan kepada kami, obor kalam Illahi Robbi. Bawalah kami ke alam Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billah. Hancurkanlah kedirian kami, doakanlah kami agar bersih dari merasa kuat atas segala sesuatu. Engkau yang telah didekatkan kepada Allah, yang tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan dan kuasa Allah. Ajaklah kami bersamamu untuk bercinta dengan-Nya. Tenggelamkanlah kami ke dalam lautan ma’rifat kepada Allah. Agar hati kami kosong dari seisi dunia ini, dan digantikan dengan hanya mencintai-Nya.
Demi Allah yang memegang kendali alam raya ini, kami bermohon jangan lepaskan cinta kami. Genggamlah kami, pegangilah tangan-tangan kami, hati-hati kami. Ikatlah erat kami dengan tali Laa Ilaha Illallah.
Duhai Ulamanya Allah, ini kami orang-orang yang banyak dosa. Ini kami orang-orang yang banyak lalai kepada Allah. Ini kami orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Doakan kami agar selamat. Selamat di dunia dan selamat di akhirat. Doakan kami agar menjadi manusia yang layak. Layak hidup di dunia dan layak hidup di akhirat. Engkaulah pewaris Nabi, yang dimuliakan Allah.
Tidak akan mengetahui kewalian seseorang, kecuali seorang wali. Namun engkau duhai yang dicintai Allah, kami yakin dengan tanda-tanda yang Allah berikan kepadamu, bahwasanya engkau adalah waliyullah, kekasihnya Allah. Sungguh banyak tanda-tanda kekeramatan yang Allah karuniakan kepadamu, yang diperlihatkan Allah kepada kami. Sungguh engkau telah berada di alam kalimat, “Barangsiapa menyakiti engkau, sungguh dia telah mengibarkan bendera perang dengan Allah”.
Duhai waliyullah, melalui doamu Allah telah karuniakan ketentraman di muka bumi ini. Melalui doamu, Allah jadikan tetanaman tumbuh subur di tanah kami. Melalui doamu, Allah turunkan kasih sayang-Nya hingga kami hidup damai di dunia ini.

"Duhai Allah, sambungkan ruh kami dengan ruhnya Abah KH. Junaedi Al Baghdadi, dengan ruh beliau sambungkan ruh kami dengan ruhnya Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA. Dengan ruhnya Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA., sambungkan ruh kami dengan ruhnya Baginda Rosulillah Muhammad SAW."

Jumat, Mei 30, 2008

Bagaimana Menurut Anda?

Saudara sekalian yang bersempat membaca tulisan ini, saya mengajak saudara-saudara untuk merenung sejenak dalam segenap apapun aktivitas kita. Akhir-akhir ini umat islam telah merasa diresahkan oleh sebuah ataupun beberapa aliran di dalamnya. Saudara, jika ditinjau lebih jauh cobalah sedikit waktu saja untuk direnungkan. Sesungguhnya kita sendirilah yang harus diresahkan. Kenapa demikian? Karena Islam saat ini telah memasuki apa yang disabdakan oleh junjungan kita, pemimpin Agung Nabi Muhammad SAW bahwasanya pada akhir jaman umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan. Terimalah itu wahai saudara, karena pada hakikatnya itu adalah kehendak Illahi yang sedari sekian tahun yang lalu telah ditentukan-Nya.
Kalaupun ada aliran yang berbeda yang diikuti oleh saudara seiman kita, biarlah apa yang diyakini saudara kita itu menjadi amal bagi mereka. Yang harus diperhatikan adalah diri kita dalam mengabdi kepada-Nya sudahkah sesuai dengan ketentuan-Nya. Janganlah anda memberikan pernyataan bahwa yang anda lihat itu adalah suatu kesesatan. Selama yang disembah itu adalah Allah, tidak ada hak bagimu untuk mengklaim bahwa anggapanmu tentang seseorang itu adalah salah. Karena yang menentukan salah dan tidaknya, yang menentukan kafir atau tidaknya seseorang adalah Dia. Jangan anda berlaku sebagai Tuhan, yang menentukan bahwa ini dan itu adalah benar. Coba tengok sejenak apa yang di sabdakan Rosul SAW tadi.
Kalau memang anda adalah muslim sejati, marilah besarkan nama Islam. Kuatkan keyakinan masing-masing kepada Allah. Bukan melihat kesalahan-kesalahan orang lain. Perbaikilah iman anda terlebih dahulu. Baru iman orang lain. Mohon maaf sebelumnya, penulis sendiri tidak bermaksud mengungkapkan bahwa penulis ini adalah orang yang paling benar. Justru karena masih banyak kekurangan di dalam diri penulis, maka mari kita berdoa mudah-mudahan kita diberikan petunjuk dan kekuatan untuk menjadi orang yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan-Nya.
Saudara, jika kita sibuk melihat amalan ibadah orang lain kapan kita akan bisa memusatkan pikiran dan hati agar kita bisa membuat Islam besar. Anda tau, Islam adalah agama yang damai. Jika memang anda punya keyakinan tersebut, kenapa anda sendiri membuat kekacauan di dalamnya. Kenapa perbuatan anda menentang apa yang anda yakini? Perbaikilah amal ibadah dan iman anda kepada Allah. Bukan dengan menyatakan orang lain berbuat kesesatan dalam beribadah kepada Allah.
Camkan saudara, kalau kita masih saling menyalahkan dan bahkan meng-kafir-kan seseorang sedangkan orang yang anda anggap sesat itu jelas-jelas beribadah kepada Allah apakah itu merupakan suatu kewajaran? Biarlah amalan mereka menjadi urusan dia dan Allah. Dan juga saudara, jika hal itu masih tetap terjadi justru umat agama yang lain saling bertepuk tangan dan bersorak karena tanpa bersusah payah mereka bisa melihat Islam terpecah belah. Marilah kita bersatu membesarkan nama Islam sesuai dengan keyakinan dan amalan kita masing-masing. Buktikanlah bahwa Islam adalah besar dan bersatu.
Jika memang anda ingin memberantas suatu bentuk kesyirikan kepada Allah, berantaslah hal-hal yang jelas-jelas dilarang-Nya. Baiklan penulis akan berikan contoh apa yang benar-benar sesat dan menyesatkan. Pasti anda pernah membaca atau mendengar apa yang disampaikan oleh beberapa golongan, “KETIK REG[SPASI]RAMAL”. Itulah yang benar-benar diharamkan bahkan sesat serta menyesatkan. Seolah-olah mereka adalah Tuhan yang menentukan nasib seseorang.
Apakah anda akan menyaingi Tuhan, dengan menyalahkan orang yang jelas-jelas beribadah kepada Allah. Yang dalam hal ini masih berkeyakinan bahwa mereka mencari ridlo Allah semata, seolah-olah anda adalah hakim yang diutus oleh-Nya. Apakah anda yakin bahwa anda sudah menggantungkan diri anda kepada Allah sehingga anda tidak takut akan nasib anda hari esok? Wahai orang yang merasa paling benar, jika memang anda benar-benar percaya kepada Allah bahwa Dialah yang memberikan rejeki bagi anda kenapa anda masih mengeluh tentang rejeki dan nasib anda kepada orang lain? Kenapa anda masih memohon serta memelas kepada selain Allah, seolah-olah Allah sudah tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan dan menolong anda.
Jangan melakukan kebodohan, bangkitlah dan besarkan Islam dan jangan terpecah-belah. Biarlah perbedaan itu ada, karena itu adalah kehendak-Nya. Namun jangan menjadi penghalang untuk membuat Islam menjadi kuat. Hidupkanlah Islam, jangan mencari hidup di dalam Islam niscaya Allah akan mencukupi kehidupanmu lebih baik di dunia maupun di akhirat.
Wahai saudara, mari kita bersama-sama bukan hanya membaca ayat-Nya tapi lebih jauh berusaha menjadi ayat-Nya bahwa Islam adalah agama yang besar yang menyukai perdamaian dan ketenangan di dalamnya. Semoga kita dijadikan menjadi hamba-Nya yang senantiasa taat kepada-Nya dan menjadi ayat-Nya agar supaya umat manusia di dunia takjub kepada Islam karena adanya persatuan di dalamnya. Amien.
Terimakasih, semoga bermanfaat.

Kamis, Mei 08, 2008

KH. Junaedi Al Baghdadi


Pangeran Penebar Cinta, begitu sebutan bagi KH. Junaedi Al Baghdadi. Beliau aktif melakukan dakwah untuk umat. Dakwahnya benar-benar dilakukan dengan hati yang ikhlas semata-mata untuk kemanfaatan umat dan demi menyenangkan Dzat yang Maha Tinggi. Bagaimana tidak, setiap kali kegiatan pengajian akbar tidak pernah mau menerima upah atas ceramahnya. Umat islam mau datang, mengikuti pengajian dan dzikir saja sudah membuat hatinya senang.
Pernah suatu ketika pada akhir bulan April lalu (April '08), terdapat pengajian akbar di Tegal - Jawa Tengah yang mana Beliau bertindak sebagai pengisi ceramah. Dari rumahnya di Bekasi beliau membawa uang sebesar tiga juta rupiah sebagai bekal, namun pada saat akan kembali ke Bekasi tanpa disadari kehabisan uang karena bekal yang di bawa tadi telah habis di bagi-bagikan kepada orang yang membutuhkan. Dengan terpaksa beliau berhutang kepada jamaahnya yang kaya sebesar lima ratus ribu rupiah untuk persediaan pulang, Subhanallah... Padahal saat itu beliau berceramah di dua tempat dan masing-masing dihadiri ribuan umat. Jika bukan karena cintanya kepada islam, maka pastilah beliau akan memetik keuntungan harta dari pengajian tersebut berupa upah dari ceramahnya.
Mungkin bagi yang baru melihat penampilannya, tidak pernah menyangka bahwa beliau adalah seorang 'Ulama Besar. Karena dalam kesehariannya, beliau tidak pernah memperlihatkan ke-'Ulama-annya. Penampilannya seperti layaknya orang biasa. Kesukaannya bercelana panjang, memakai kaos oblong dan bertopi. Kecuali jika sedang berada dalam event religinya, ceramah-ceramah keagamaan dan kegiatan-kegiatan tertentu, beliau selalu berjubah besar dan sorban layaknya ulama-ulama pada umumnya.
Demikian sekilas tentang sesosok tokoh yang perlu diteladani tentang sikap, kesopanan, kedermawanan dan kehambaannya kepada Yang Maha Menciptakan. Tentang KH. Junaedi Al Baghdadi akan diceritakan lebih lanjut pada waktu yang akan datang.